Sekilas tergambarkan wajah bahagia maupun muram mereka, kenapa tidak...? karena mereka ada dalam bilik pencarian jati diri usia dini pada lembaga yang masih hijau dan pengalaman yang terbilang sedikit, tapi tidak menutup kemungkinan moral dan martabat mereka terangkat dengan bimbingan guru dan masyarakat Boarding School ini. Pondok SDIT Alkhoir namanya, biasa orang-orang sekitar menamainya. Sungguh pendidikan usia dinilah SDM gemilang masa depan yang masih penuh dengan anggapan spekulasi.
Setidaknya kita memfasilitasi apresiasi masyarakat akan mutu pendidikan guna menunjang karakter anak didik mereka.
Karena
memasuki abad ke 21, bangsa-bangsa di dunia sedang berlomba dalam pengembangan
berbagai teknologi strategis di dunia global. Dampak perkembangan teknologi
menyebabkan perubahan budaya, gaya hidup dan prilaku sangat drastis. Terutama
budaya-budaya ketimuran (islami) semakin terjepit oleh budaya barat yang
dikemas dengan beragam media dan cara.
Isu
globalisasi tidak terlepas dari booming ekonomi yang melanda dunia, yang
menghilangkan semua sekat-sekat budaya, geografis, dan ideology sebuah Negara.
Tidak hanya sampai disitu tetapi juga berkaitan dengan persoalan-persoalan
lain, seperti budaya, social, agama, politik, pendidikan dan hampir seluruh
aspek kehidupan.
Instabilitas
(ketidakstabilan keadaan) yang selama ini melanda Indonesia, cukup mengganggu
proses belajar mengajar di Indonesia, sehingga mengganggu terciptanya sumber
daya manusia (SDM) di masa mendatang. Melihat kondisi seperti ini, maka kita perlu waspada jangan
sampai generasi muda kita menjadi generasi yang lemah (dhoif), cengeng dan
tidak bisa berdiri sendiri.
Untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas, tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri, tetapi harus dijalin suatu kerja sama yang baik antara pihak sekolah, guru, orang tua siswa dan siswa itu sendiri.
Dampak dari terjadinya globalisasi
adalah terjadinya persaingan antar bangsa yang semakin tajam terutama dalam
ekonomi serta bidang keilmuan dan teknologi. Hanya segara yang unggul dalam
bidang ekonomi dan penguasaan IPTEK sajalah yang akan mengambil manfaat dari
globalisasi. Keunggulan dalam bidang ekonomi dan teknologi hanya bisa dicapai
dengan Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Dengan demikian tantangan
dalam menghadapi globalisasi adalah dengan meningkatkan daya saing bangsa
Indonesia dalam menghasilkan karya yang bermutu sebagai hasil dari penguasaan
dalam bidang IPTEK.
Terkait
dengan kebutuhan untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas yang mampu bersaing
di era global, maka perlu penajaman visi pendidikan sebagai upaya mempersiapkan
SDM yang berkualitas. Dengan melihat kondisi tersebut maka perlu dilakukan
suatu upaya antisipasi dengan melakukan perbaikan sistim pendidikan.
Visi
pendidikan nasional yaitu, ”mencerdaskan kehidupan bangsa yang bermoral dan
berakhlak" mengandung implikasi bahwa penyelenggaraan pendidikan haruslah
mampu memadukan pendidikan ilmiah dengan pendidikan moral dan akhlak.
Nilai-nilai agama adalah nilai-nilai universal yang dapat diimplementasikan
dalam segala bidang. Oleh karena itu, islam sebagai agama yang memiliki
nilai-nilai luhur yang ajarannya bersifat menyeluruh, melingkupi semua bidang
kehidupan manusia menjadi alternative pilihan terbaik untuk dijadikan landasan
pengembangan sistim pendidikan.
Memasuki
era baru ini, muncullah lembaga pendidikan "Boarding School" yang
memadukan system pesantren dan sekolah umum. Dengan tujuan memberi bekal
kefahaman agama dan IPTEK secara seimbang.
Sekolah Berasrama adalah alternatif
terbaik buat para orang tua menyekolahkan anak mereka dalam kondisi apapun.
Selama 24 jam anak hidup dalam pemantauan dan control yang total dari
pengelola, guru, dan pengasuh di sekolah-sekolah berasrama. Anak betul-betul
dipersiapkan untuk masuk kedalam dunia nyata dengan modal yang cukup, tidak
hanya kompetensi akademis, tapi skill-skill lainnya dipersiapkan
sehingga mereka mempunyai senjata yang ampuh untuk memasuki dan manaklukkan
dunia ini. Di sekolah berasrama anak dituntut untuk dapat menjadi manusia yang
berkontribusi besar bagi kemanusiaan. Mereka tidak hanya hidup untuk dirinya
dan keluarganya tapi juga harus berbuat untuk Orang lain. Oleh sebab itu
dukungan fasilitas terbaik, tenaga pengajar berkualitas, dan lingkungan yang
kondusif harus didorong untuk dapat mencapai cita-cita tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar